Haruskah

Haruskah

Sifat kasar dalam hubungan

Sifat kasar dalam suatu hubungan bisa memperkeruh rumah tangga. Sifat kasar dapat membuka gerbang kekerasan dalam rumah tangga.

Jika suami memiliki sifat kasar, maka istri harus bisa menyikapinya agar dapat menghadapi sikap suami yang seperti ini.

Sifat kasar merupakan salah satu jenis kekerasan. Kekerasan tidak hanya melibatkan fisik, namun juga perlakuan lainnya seperti hinaan, ejekan, dan kata-kata kasar. Tindakan ini termasuk dalam kekerasan dalam bentuk verbal.

Kamu harus tahu bagaimana ciri ciri dari suami yang kasar sehingga dapat memutuskan haruskah bertahan dengan suami yang kasar atau mencoba terus bersabar dengan sikapnya.

Menerima konsekuensi perbuatan

Menerima konsekuensi terhadap sifat kekerasan atau kasar yang pernah dilakukan baik itu dari keluarga atau lingkungan sekitar.

Mengakui perbuatan

Suami tidak lagi menyangkal sifatnya dan mengakui apa yang telah diperbuat, hal ini bisa menjadi tanda bahwa suami ingin berubah.

Suami dapat memperbaiki kesalahan, meminta maaf, dan tidak mengulangi hal yang sama.

Memiliki cara lain untuk meluapkan emosi

Mencoba mencari cara untuk meluapkan emosi dengan cara lain dan tidak lagi menggunakan kekerasan atau kata-kata kasar.

Haruskah bertahan dengan suami yang kasar? Tentunya hal ini bisa dilihat dari cara suami apakah ingin tetap memiliki sifat kasar. Jika memang suami dapat menunjukkan perubahan, bisa jadi rumah tangga masih dapat diselamatkan.

Kesadaran datang dari dirinya sendiri

Untuk mengubah sifat kasar suami, hal itu tidak dapat dilakukan oleh istri ataupun orang lain. Harus ada motivasi kuat sehingga sifat kasar dapat diubah ke arah yang lebih baik.

Minta bantuan orang lain

Jika kamu masih bingung haruskah bertahan dengan suami yang kasar, cobalah untuk meminta bantuan tenaga ahli jiwa untuk dapat mengubah sifat kasar dalam dirinya. Kesungguhan perubahan sifat ini bisa ditandai dengan meminta bantuan orang lain.

Ciri ciri suami yang kasar

Apapun alasannya, istri tidak perlu mendapatkan kekerasan baik verbal dan fisik dari suami. Kenali suami dengan sifat kasar agar dapat segera dilakukan tindakan:

Sifat suami yang suka berkata kasar tentu sebuah ancaman bagi keharmonisan rumah tangga.

Tentunya jika suami melakukan tindakan yang lebih buruk seperti kekerasan fisik, pelecehan dan sebagainya, kamu harus segera meminta bantuan orang lain, ya.

Tindakan ini menjadi hal yang membingungkan bagi istri dan terus bertanya haruskah bertahan dengan suami yang kasar.

Cara menghadapi suami yang kasar

Suami memiliki sifat kasar harus bisa disikapi dengan cara tegas. Tips untuk menghadapi suami kasar antara lain:

Jika kamu merasa bahwa suami tidak dapat lagi diajak diskusi dengan baik dan dia tidak membantu mempertahankan rumah tangga, maka mungkin bercerai bisa menjadi solusinya.

Namun jika suami masih ada keinginan untuk memperbaiki diri, maka bantuan dari konseling pernikahan atau konseling keluarga dapat menjadi cara untuk menemukan solusi yang lebih baik.

Memang tidak mudah menghadapi suami yang egois dan haruskah bertahan dengan suami yang kasar. Kenali sejauh apa kemampuan kamu dalam menghadapi suami. Berikan waktu kepada dirimu sendiri untuk mengevaluasi hubungan rumah tangga.

SERAMBINEWS.COM - Dalam kehidupan berumah tangga, tidak selamanya berjalan harmonis dan mulus tanpa adanya cobaan.

Pastilah ada masalah yang menghampiri sebuah rumah tangga, baik dari masalah komunikasi yang tidak baik antara suami dan istri hingga masalah dalam anggota keluarga itu sendiri.

Masalah dalam anggota keluarga misalnya, istri tidak tahan terhadap sikap suami yang suka marah dan tempramental.

Pria dengan temperamen tinggi biasanya akan bereaksi secara berlebihan terhadap situasi ketika dia sedang marah.

Tidak hanya sekali atau dua kali, ada seorang suami yang sering marah-marah hingga istrinya tidak betah lagi tinggal di rumah bahkan ada yang langsung memutuskan untuk bercerai.

Lantas, bagaimana sikap istri menghadapi suami yang suka marah dan tempramental, haruskah istri minta cerai?

Baca juga: Dianggap Sepele! dr Aisyah Dahlan Ungkap Dua Hal Ini Bisa Buat Suami Marah dan Benci pada Istri

Baca juga: 3 Tips Berbicara dengan Orang Tua Menurut Buya Yahya, Harus Perlihatkan Wajah Ceria dan Senang

Baca juga: Menurut Penelitian, Suami Senang Jika Istrinya Minta Uang, dr Aisyah Dahlan: Tapi Mintanya Manja Ya!

Sikap istri dalam menyikapi suami yang suka marah-marah dan memiliki sikap tempramental, Buya menyarankan agar istri tersebut mengoreksi diri terlebih dahulu.

Sebab katanya, bisa saja seorang suami marah atau nekat berbuat dzalim kepada istri karena ketelodoran istri dalam melaksanakan kewajiban kepada suami, atau seorang istri melakukan sesuatu kesalahan yang tidak ia rasa namun amat menyakitkan suami.

"Jika demikian adanya, maka seorang istrilah yang perlu berbenah diri terlebih dahulu sebelum menuntut sang suami berbenah," kata Buya seperti dikutip Serambinews.com dari laman resmi tanya jawab Buya Yahya, Senin (3/1/2022).

Lanjut Buya, cara tersebut merupakan cara pertama yang dapat menyelesaikan masalah dalam berumah tangga antara suami dan istri, namun sering kali dilupakan.

Jika ternyata memang sifat dan perilaku suami adalah dzalim dengan marah tanpa sebab serta melampiaskanya amarah tersebut dengan cara dzalim seperti memukul atau mencaci maki yang menyakitkan, hal yang demikian tentu amat mengganggu keindahan dalam berumah tangga, kata Buya menambahkan.

Jika sikap suami seperti itu, maka seorang istri mempunyai dua pilihan.

Baca juga: 4 Cara Ikhlas Memaafkan Suami yang Selingkuh Menurut dr Aisyah Dahlan Ungkap, Istri Wajib Tahu

Baca juga: Cara Menghadapi Suami yang Selingkuh, Buya Yahya Anjurkan Istri Lakukan Hal Ini untuk Kebaikan

Baca juga: Istri Wajib Tahu! dr Aisyah Dahlan Ungkap Cara Memaafkan Suami yang Telah Berkhianat dan Berbohong

Petama, istri harus bersabar dan berusaha untuk merubahnya dan sungguh ini adalah suatu kemuliaan yang agung.

Kedua sambung Buya, jika memang istri tidak mampu untuk bersabar maka ia bisa minta cerai karena seseorang tidak boleh dipaksa untuk bertahan di bawah kedzaliman.

Sebab salah satu sebab diperkenankannya seorang istri meminta cerai adalah jika ia benar-benar didzalimi suami.

"Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya Yahya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Diperiksa Polda Jabar, Pesan Habib Bahar jika Ditahan, Minta Umat Tetap Berjuang Sampaikan Kebenaran

Baca juga: Suami Bacok Istri saat Berhubungan Badan dengan Sepupu, Si Pria Lompat Lewat Jendela Tanpa Busana

Baca juga: Setahun Lebih Kosong, Jabatan Kepala Bappeda Pidie Dipastikan Segera Diisi

Seseorang terkadang menunjukkan sifat aslinya saat berada dalam kondisi tertekan. Jika suami sering berkata kasar tentu hal ini membuat kamu bimbang ya. Bagaimana menyikapinya dan haruskah bertahan dengan suami yang kasar?

Tentunya memiliki suami dengan sifat kasar bisa membuat pasangannya tidak nyaman, menyakiti hati dan merasa gagal dalam memilih pasangan. Lalu, bagaimana menyikapi suami kasar? Yuk, coba ikuti ulasan berikut ini.

Menerima konsekuensi perbuatan

Menerima konsekuensi terhadap sifat kekerasan atau kasar yang pernah dilakukan baik itu dari keluarga atau lingkungan sekitar.

Haruskah bertahan dengan suami yang kasar

Suami yang melakukan kekerasan dan bersifat kasar memang menjadikan istri tidak tahan dan ingin memutuskan hubungan.

Lalu apakah suami dapat berubah sikap? Mengubah sikap seseorang tidak mudah dan itu keinginan berubah itu harus ada dalam dirinya.

Suami yang ingin melakukan perubahan sifat dan mencoba mempertahankan hubungan dapat diketahui dari ciri ciri berikut: